“…Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap TOTALITAS. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wahpun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barang siapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Alloh SWT akan menganti mereka dengan generasi yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban berat da’wah ini ….“ (Hasan Al-Banna)
Assalamualaikum wr.wb
Ikhwani wa Akhwati fillah apa kabar ruhiyah antum antunna hari ini? Luar biasa, Luar Biasa, dan harus luar biasa.
Akhi dan Ukhti fillah mari kita bersama-sama mulai menebar kembali semangat-semangat da’wah, karena semangat adalah energi yang senantiasa menjaga api itu tetap berkobar. Semoga blog ini dalam keberadaanya dapat kita jadikan sebagai alat diskusi, serta ajang silaturahim yang tidak tersekat oleh jarak yang terlampau jauh dan waktu terasa begitu lama, untuk meningkatkan semangat da'wah kita yang sudah seharusnya kita jaga dan tingkatkan karena kita adalah kader-kader da’wah yang mengemban amanah besar melanjutkan perjalanan mulia dalam da’wah.
Full Spirit adalah KADERISASI dan KADERISASI adalah Full Spirit. Inilah yang harus kita pahami sebagai penerus estafet da’wah, KADERISASI adalah yang senantiasa menebar virus-virus semangat, tak pernah letih dan henti menyemangati saudaranya, tak gentar barang sedetikpun dengan terpaan dan godaan melanda, karena kita adalah kader-kader da’wah, kader da’wah yang lebih memilih jalan yang licin dan terjal daripada jalan yang teduh dan lapang, demi tercapainya tujuan mulia kita, meraih keridhaan di sisi-Nya.
Akhi dan ukhti fillah tugas kita amat sangatlah berat, da’wah ini tidak pernah butuh orang-orang lemah dalam mengemban amanahnya, karena sudah banyak saudara kita yang dulu dengan sabar membimbing, dan tak hentinya menyemangati kita melewati masa-masa yang serba sulit diterpa cobaan mendera, kini mereka telah berjatuhan di jalan ini, tidakah sekarang antum antunna lelah? Didepan sana cobaan akan jauh lebih berat, dan bersiap menguji komitmen kita kembali
“…Kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka dan merekapun mencintai Alloh, yang bersifat lemah lembut terhadap mu’min dan bersikap keras terhadap orang kafir, yang berjihad dijalan Alloh dan tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela….”(QS.Al-Maidah:54)
“…Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang yang tak pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa bertahan melebihi usia mereka. Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tersebut tidak panjang, tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka….” (Ust.Rahmat Abdullah Alm).
Saudaraku yang di cintai Alloh SWT dan Rosullnya, tetaplah kalian disini, tetaplah kalian berada dalam barisan yang sungguh mulia ini, walaupun jalan inilah dimana keputusasaan, akan menemani kita sepanjang perjalanan ini, mecoba memadamkan bara semangat-semangat da’wah, namun jika kita mampu melaluinya dengan tekad yang kokoh dan semangat juang yang tak kenal lelah, maka kemuliaan dari Alloh SWT adalah balasannya.
Walaupun jalan inilah dimana saat yang lain mulai tertatih-tatih lalu terhenti kemudian menjauh karena begitu beratnya cobaan yang melanda, namun kita sudah berada dalam barisan terdepan mengibarkan panji-panji kemenangan islam, karena tujuan kita hanyalah satu, yakni demi menggapai keridhoan-Nya, bukan yang lain.
Walaupun jalan inilah dimana halang dan rintangan tidak henti-hentinya menggempur kita dari berbagai arah, memaksa kita untuk segera berhenti, segera berbenah dari perjalanan ini, tapi yakinlah bahwa jalan yang kau lalui ini sudah di janjikan surga oleh Alloh SWT di penghujungnya.
Namun jika antum antunna lelah menapaki jalan panjang berkerikil penuh onak dan duri serta tiada akhir ini, dimana kau berjuang sendirian dan tak ada seorangpun ada bersamamu maka yakinlah bahwa Alloh SWT bersama orang-orang yang sabar dijalan-Nya.
Jika antum antunna lelah menapaki jalan panjang berkerikil penuh onak dan duri serta tiada akhir ini, terasa berat untuk kau lanjutkan maka, jangan pernah kau berhenti, jangan pernah kau menyerah, janganlah sekalipun kau melakukannya, hanya satu kata untukmu wahai mujahid mujahidah yakni ……Bangkitlah !! karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yang telah berusaha sekuat kemampuannya.
Jika antum antunna lelah menapaki jalan panjang berkerikil penuh onak dan duri serta tiada akhir ini, tak kuasa diri ini jika harus menggapainya maka, bangunlah disepertiga malam, ketuklah pintu-pintu langit, jika berjuta hati mengetuk satu tujuan, satu keinginan, maka akan terasa dahsyatnya kekuatan kita.
Jika antum antunna lelah menapaki jalan panjang berkerikil penuh onak dan duri serta tiada akhir ini, hingga ragu akan niatmu maka, tanyakanlah kembali kepada hatimu, yakini, kemudian kerjakan sebaik-baiknya lalu berdo’a lah, karena Alloh SWT akan pilihkan yang terbaik, yang terikhlas, yang terbersih hatinya untuk mengemban kerja besar membangun peradaban islam yang perjalananya masih panjang dan jauh terbentang.
Dan jika antum antunna lelah menapaki jalan panjang berkerikil penuh onak dan duri serta tiada akhir ini, ingatlah kembali komitmen kita sebagai kader da’wah.
Jika ada seribu orang yang berjuang dijalan Alloh maka salah satunya adalah aku
Jika ada seratus orang berjuang dijalan Alloh maka salah satunya adalah aku
Jika ada sepuluh orang berjuang di jalan Alloh maka salah satunya adalah aku
jika hanya ada satu orang yang berjuang di jalan Alloh maka itu adalah Aku
dan jika tidak ada satupun yang berjuang di jalan Alloh maka syahidku didalamnya.
Da’wah tidaklah butuh kita tetapi kitalah yang butuh da’wah. Berdirilah akhi berdirilah ukhti, ketika yang lain masih terduduk, berjalanlah ketika yang lain baru berdiri, dan larilah skencang kuda perang ketika yang lain hendak berjalan. Itulah KADERISASI.
ALLOHUAKBAR
Wassalam. ASR
Jumat, 09 Januari 2009
Selasa, 06 Januari 2009
Bumi Islam
"Bangkit melawan sampai kemenangan tiba atau gugur sebagai syuhada, karena mundur adalah sebuah pengkhianatan! Mujahid sejati tak akan pernah menyerah dalam perjuangannya meraih 'jannah' yang telah ALLAH SWT janjikan. Dia tidak cari mati, tetapi dia tak pernah takut untuk mati. Karena bagiNya kematian adalah sebuah jalan menuju kehidupan yang lebih baik."
Jumat, 02 Januari 2009
Bagaimana Berdakwah di Kampus
Kami ceritakan kisah mereka kepadamu dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk. (QS:Al-Kahfi 13)
Para pemuda dan pemudi merupakan sasaran dakwah yang paling potensial. Mereka berada dalam usia yang penuh vitalitas dan semangat yang dibutuhkan Islam untuk melakukan perombakan ummat. Di antara generasi muda ini, para pelajar dan mahasiswa merupakan potensi terbesar bagi dakwah dan gerakan Islam. Karena itu adalah wajar bila dakwah memprioritaskan pembinaan mereka sebelum pembinaan kelompok lainnya.
Dalam dakwahnya, Rasulullah menjadikan para pemuda sebagai sasaran dakwah yang utama. Beliau juga menjadikan para pemuda yang memiliki kapasitas intelektual yang tinggi di masyarakat sebagai sahabat-sahabat Beliau. Dalam tahapan dakwah awal di Mekkah, tidak ada satu sahabat Beliau pun yang rendah akalnya atau berusia di atas Beliau kecuali Istri Beliau sendiri, Khadijah al Kubro Rodiyallahu anha. Abu Bakar As Siddiq misalnya adalah seorang ahli sejarah Quraisy, Ali Bin Abi Thalib merupakan remaja yang sangat cerdas dan tangkas, menjadi harapan para pemuka Quraisy. Usman Bin affan terkenal dengtan kepandaiannya dalam berekonomi. Umar Bin Khattab merupakan pemuda berwibawa dengan jiwa kepemimpinan yang menonjol. Saad Bin Abi Waqqash terkenal dengan ketangkasan dan kecerdasannya. Sahabat yang lain, kendati tadinya budak seperti Bilal atau Zaid Bin Haritsah, merupakan orang-orang yang memiliki kecerdasan tinggi.
Sikap Rasulullah ini adalah karena Al Qur’an menunjukkan bahwa para pemuda merupakan sasaran dakwah yang potensial dan akan mampu membawa panji perubahan di masyarakat seperti pada kisah Ashabul Kahfi:
Kami ceritakan kisah mereka kepadamu dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. ( QS:Al-Kahfi 13)
Sebagai generasi muda para pelajar dan mahasiswa memiliki fitrah yang lebih mudah disentuh dengan siraman ruhiyah yang dapat menghasilkan keimanan. Sementara sebagai kalangan intelektual, mereka umumnya memiliki kesiapan untuk menerima Islam sebagai Din Ilmu dan Amal. Lebih dari itu, suasana kampus memberi keleluasaan untuk pengkajian studi-studi Islam. Kebebasan mimbar di kampus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan dakwah.
Pelajar dan mahasiswa juga terbukti merupakan motor penggerak perubahan masyarakat sepanjang masa. Karena itu pembinaan terhadap mereka perlu mendapat perhatian serius, jangan sampai kita didahului oleh pergerakan yang bathil dan menyesatkan. Kreatifitas dan sifat inovatif mereka merupakan potensi yang penting bagi pergerakan. Itulah sebabnya dalam fiqhud dakwah, merekalah yang paling potensial untuk menjadi anasirut taghyir (unsur-unsur perubah) masyarakat.
Perubahan yang terjadi pada mereka dapat mempengaruhi opini umum masyarakat dan memberi rangsangan bagi kelompok-kelompok masyarakat lain untuk turut berubah. Terbukti misalnya dengan ksus jilbab yang berlangsung pada pelajar SMA umum dan Perguruan Tinggi Umum. Masyarakat menaruh perhatian serius bahkan banyak yang menaruh simpati. Bahkan, diantara kaum wanita umum pun kemudian mulai mengikuti jejak mereka yang berjilbab tanpa canggung atau malu. Yang menggembirakan, sekolah-sekolah Islam yang dikelola kaum muslimin yang tadinya acuh terhadap masalah jilbab, kemudian mewajibkan pelajar-pelajar putrinya berbusana muslimah.
Penerimaan dakwah yang syamilah pun dimulai melalui alur kampus. Bahkan sampai saat ini kegiatan dakwah ini masih berorientasi di sekitar kampus. Memang dakwah tidak boleh terperangkap sebagai gerakan masyarakat kampus tetapi ia tidak bisa menghindarkan diri dari menjadikan para pelajar dan mahasiswa sebagai pelopor-pelopor awalnya.
Manakala dakwah berkembang, maka secara bertahap ia tidak boleh menjadikan kampus sebagai markas utamanya lagi. Kampus hendaknya hanya dijadikan sebagai basis umum pergerakan di kalangan pemuda. Sosialisasi dakwah di luar kampus harus dilakukan dengan memasang strategi dakwah kampus yang sebaik-baiknya sehingga tetap menjadikan kampus sebagai ajang dakwah yang semarak dan pelopor perubahan ummat.
Maka dakwah di kampus bukanlah dakwah takwiniyah tetapi dakwah aamah (harokah zhohiroh), tanpa meninggalkan asholah dalam minhaj tarbiyah. Dakwah aamah di kampus bertujuan membentuk potensi yang akan menambah elemen kekuatan Islam. Takwiniyah (pengkaderan) hendaknya tetap berlangsung bagi para mahasiswa dan pelajar terpilih. Namun aktifitas dakwah takwiniyah ini tidak boleh tampak kecuali hasil-hasilnya. Kampus harus diwarnai dengan dakwah umum yang digerakkan oleh para mahasiswa dalam pengkaderan kita dan terhindar dari bahaya gerakan haddamah baik dari luar Islam maupun dari kalangan kaum muslimin.
Membawa dakwah zhohiroh ke kampus hendaknya menggunakan skala pemikiran yang lebih luas. Di satu sisi, setiap kampus baik yang umum maupun Islam tetap harus dikuasai, tetapi di lain sisi takwiniyah tidak boleh berhenti. Untuk mensukseskan dakwah di kampus hendaknya dipersiapkan keseimbangan pertumbuhan tiga unsur berikut:
1. Kader aktifis dakwah kampus yang mampu berdakwah fardiyah. Mereka hendaknya dikhususkan dalam menunjang dakwah zhohiroh dan ditempatkan sebagai anggota tetap masyarakat kampus: sebagai pelajar, mahasiswa, dosen, atau guru misalnya. Atau sebagai ilmuwan/peneliti yang akrab dengan dunia kampus. Mereka hendaknya mampu menjadi pelopor-pelopor aktifitas dakwah zhohiroh, menjadi qudwah dalam amal Islami dan menjadi tonggak-tonggak Islamisasi kampus.
2. Pengarahan dakwah kampus yang sesuai minhaj, tanpa kehilangan asholah tetapi dapat diterima oleh masyarakat kampus. Ini dilakukan oleh elemen-elemen gerakan dakwah terkait secara hati-hati dan matang, melibatkan aktifis dakwah kampus yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, guru, dosen, serta yang memiliki keterlibatan dengan dunia kampus.
3. Berbagai organisasi yang menjadi bungkus pergerakan di kampus, berbentuk lembaga atau organisasi. Sarana ini menjadi pos dakwah yang memiliki satu warna yang khas dan diminati oleh para pelajar dan mahasiswa karena kebersihan dan kebaikan penampilannya. Persiapan yang meliputi fasilitas tidak kami singgung dalam pembahasan di sini.
Dengan tumbuh seimbangnya ketiga persiapan diatas, dakwah di kampus Insya Allah dapat terealisir dengan sebaik-baiknya. Karena dalam kampus kita hanya melakukan dakwah umum maka dalam pembahasan ini kita hanya akan membicarakan:
1. Dakwah Aamah di Kampus. Memperkenalkan tentang pengertian dakwah aamah serta keadaan kampus pada umumnya.
2. Pribadi Aktifis Dakwah Kampus. Menjelaskan sifat-sifat yang sebaiknya dimiliki oleh para aktifis dakwah kampus.
3. Dakwah Fardiyah. Menjelaskan tentang langkah-langkah rekruiting dakwah di kampus serta tahapan-tahapan dakwah fardiyah. Kemudian bagaimana mengajak mad’u ke dalam pengkajian Islam lebih lanjut.
4. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Dakwah. Menjelaskan dasar-dasar yang harus diketahui para penyelenggara dakwah di kampus sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah mereka dengan sukses.
5. Untuk Para Mubaligh dan Da’i Kampus. Menjelaskan persiapan-persiapan yang diperlukan seorang mubaligh atau da’i ketika berdakwah di kampus.
(musyarof.net)
Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article570.phtml
Para pemuda dan pemudi merupakan sasaran dakwah yang paling potensial. Mereka berada dalam usia yang penuh vitalitas dan semangat yang dibutuhkan Islam untuk melakukan perombakan ummat. Di antara generasi muda ini, para pelajar dan mahasiswa merupakan potensi terbesar bagi dakwah dan gerakan Islam. Karena itu adalah wajar bila dakwah memprioritaskan pembinaan mereka sebelum pembinaan kelompok lainnya.
Dalam dakwahnya, Rasulullah menjadikan para pemuda sebagai sasaran dakwah yang utama. Beliau juga menjadikan para pemuda yang memiliki kapasitas intelektual yang tinggi di masyarakat sebagai sahabat-sahabat Beliau. Dalam tahapan dakwah awal di Mekkah, tidak ada satu sahabat Beliau pun yang rendah akalnya atau berusia di atas Beliau kecuali Istri Beliau sendiri, Khadijah al Kubro Rodiyallahu anha. Abu Bakar As Siddiq misalnya adalah seorang ahli sejarah Quraisy, Ali Bin Abi Thalib merupakan remaja yang sangat cerdas dan tangkas, menjadi harapan para pemuka Quraisy. Usman Bin affan terkenal dengtan kepandaiannya dalam berekonomi. Umar Bin Khattab merupakan pemuda berwibawa dengan jiwa kepemimpinan yang menonjol. Saad Bin Abi Waqqash terkenal dengan ketangkasan dan kecerdasannya. Sahabat yang lain, kendati tadinya budak seperti Bilal atau Zaid Bin Haritsah, merupakan orang-orang yang memiliki kecerdasan tinggi.
Sikap Rasulullah ini adalah karena Al Qur’an menunjukkan bahwa para pemuda merupakan sasaran dakwah yang potensial dan akan mampu membawa panji perubahan di masyarakat seperti pada kisah Ashabul Kahfi:
Kami ceritakan kisah mereka kepadamu dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. ( QS:Al-Kahfi 13)
Sebagai generasi muda para pelajar dan mahasiswa memiliki fitrah yang lebih mudah disentuh dengan siraman ruhiyah yang dapat menghasilkan keimanan. Sementara sebagai kalangan intelektual, mereka umumnya memiliki kesiapan untuk menerima Islam sebagai Din Ilmu dan Amal. Lebih dari itu, suasana kampus memberi keleluasaan untuk pengkajian studi-studi Islam. Kebebasan mimbar di kampus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan dakwah.
Pelajar dan mahasiswa juga terbukti merupakan motor penggerak perubahan masyarakat sepanjang masa. Karena itu pembinaan terhadap mereka perlu mendapat perhatian serius, jangan sampai kita didahului oleh pergerakan yang bathil dan menyesatkan. Kreatifitas dan sifat inovatif mereka merupakan potensi yang penting bagi pergerakan. Itulah sebabnya dalam fiqhud dakwah, merekalah yang paling potensial untuk menjadi anasirut taghyir (unsur-unsur perubah) masyarakat.
Perubahan yang terjadi pada mereka dapat mempengaruhi opini umum masyarakat dan memberi rangsangan bagi kelompok-kelompok masyarakat lain untuk turut berubah. Terbukti misalnya dengan ksus jilbab yang berlangsung pada pelajar SMA umum dan Perguruan Tinggi Umum. Masyarakat menaruh perhatian serius bahkan banyak yang menaruh simpati. Bahkan, diantara kaum wanita umum pun kemudian mulai mengikuti jejak mereka yang berjilbab tanpa canggung atau malu. Yang menggembirakan, sekolah-sekolah Islam yang dikelola kaum muslimin yang tadinya acuh terhadap masalah jilbab, kemudian mewajibkan pelajar-pelajar putrinya berbusana muslimah.
Penerimaan dakwah yang syamilah pun dimulai melalui alur kampus. Bahkan sampai saat ini kegiatan dakwah ini masih berorientasi di sekitar kampus. Memang dakwah tidak boleh terperangkap sebagai gerakan masyarakat kampus tetapi ia tidak bisa menghindarkan diri dari menjadikan para pelajar dan mahasiswa sebagai pelopor-pelopor awalnya.
Manakala dakwah berkembang, maka secara bertahap ia tidak boleh menjadikan kampus sebagai markas utamanya lagi. Kampus hendaknya hanya dijadikan sebagai basis umum pergerakan di kalangan pemuda. Sosialisasi dakwah di luar kampus harus dilakukan dengan memasang strategi dakwah kampus yang sebaik-baiknya sehingga tetap menjadikan kampus sebagai ajang dakwah yang semarak dan pelopor perubahan ummat.
Maka dakwah di kampus bukanlah dakwah takwiniyah tetapi dakwah aamah (harokah zhohiroh), tanpa meninggalkan asholah dalam minhaj tarbiyah. Dakwah aamah di kampus bertujuan membentuk potensi yang akan menambah elemen kekuatan Islam. Takwiniyah (pengkaderan) hendaknya tetap berlangsung bagi para mahasiswa dan pelajar terpilih. Namun aktifitas dakwah takwiniyah ini tidak boleh tampak kecuali hasil-hasilnya. Kampus harus diwarnai dengan dakwah umum yang digerakkan oleh para mahasiswa dalam pengkaderan kita dan terhindar dari bahaya gerakan haddamah baik dari luar Islam maupun dari kalangan kaum muslimin.
Membawa dakwah zhohiroh ke kampus hendaknya menggunakan skala pemikiran yang lebih luas. Di satu sisi, setiap kampus baik yang umum maupun Islam tetap harus dikuasai, tetapi di lain sisi takwiniyah tidak boleh berhenti. Untuk mensukseskan dakwah di kampus hendaknya dipersiapkan keseimbangan pertumbuhan tiga unsur berikut:
1. Kader aktifis dakwah kampus yang mampu berdakwah fardiyah. Mereka hendaknya dikhususkan dalam menunjang dakwah zhohiroh dan ditempatkan sebagai anggota tetap masyarakat kampus: sebagai pelajar, mahasiswa, dosen, atau guru misalnya. Atau sebagai ilmuwan/peneliti yang akrab dengan dunia kampus. Mereka hendaknya mampu menjadi pelopor-pelopor aktifitas dakwah zhohiroh, menjadi qudwah dalam amal Islami dan menjadi tonggak-tonggak Islamisasi kampus.
2. Pengarahan dakwah kampus yang sesuai minhaj, tanpa kehilangan asholah tetapi dapat diterima oleh masyarakat kampus. Ini dilakukan oleh elemen-elemen gerakan dakwah terkait secara hati-hati dan matang, melibatkan aktifis dakwah kampus yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, guru, dosen, serta yang memiliki keterlibatan dengan dunia kampus.
3. Berbagai organisasi yang menjadi bungkus pergerakan di kampus, berbentuk lembaga atau organisasi. Sarana ini menjadi pos dakwah yang memiliki satu warna yang khas dan diminati oleh para pelajar dan mahasiswa karena kebersihan dan kebaikan penampilannya. Persiapan yang meliputi fasilitas tidak kami singgung dalam pembahasan di sini.
Dengan tumbuh seimbangnya ketiga persiapan diatas, dakwah di kampus Insya Allah dapat terealisir dengan sebaik-baiknya. Karena dalam kampus kita hanya melakukan dakwah umum maka dalam pembahasan ini kita hanya akan membicarakan:
1. Dakwah Aamah di Kampus. Memperkenalkan tentang pengertian dakwah aamah serta keadaan kampus pada umumnya.
2. Pribadi Aktifis Dakwah Kampus. Menjelaskan sifat-sifat yang sebaiknya dimiliki oleh para aktifis dakwah kampus.
3. Dakwah Fardiyah. Menjelaskan tentang langkah-langkah rekruiting dakwah di kampus serta tahapan-tahapan dakwah fardiyah. Kemudian bagaimana mengajak mad’u ke dalam pengkajian Islam lebih lanjut.
4. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Dakwah. Menjelaskan dasar-dasar yang harus diketahui para penyelenggara dakwah di kampus sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah mereka dengan sukses.
5. Untuk Para Mubaligh dan Da’i Kampus. Menjelaskan persiapan-persiapan yang diperlukan seorang mubaligh atau da’i ketika berdakwah di kampus.
(musyarof.net)
Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article570.phtml
Langganan:
Postingan (Atom)